Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Kejadian Stunting
Abstract
Latar Belakang dan Tujuan: Stunting di sebabkan karena kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Permasalahan gizi pada periode tersebut akan memunculkan beragam masalah kesehatan. Tingkat pengetahuan ibu menjadi salah satu faktor dalam pemenuhan kebutuhan gizi pada keluarga khusunya anak. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting. Metode: penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional study. Populasi penelitian adalah ibu yang memiliki anak balita di wilayah kerja puskesmas Kandanghaur Indramayu. Pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik accidental sampling sebayak 308 responden. Hasil: sebanyak 16 (5,20%) responden dengan tingkat pendidikan ibu tidak sekolah/tidak tamat Sekolah Dasar, sebanyak 134 (43,50%) responden dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar, sebanyak 90 (29,20%) responden dengan tingkat pendidikan SMP, sebanyak 61 (19,80%) responden dengan tingkat pendidikan SMA, sebanyak 7 (2,30%) responden dengan tingkat pendidikan Perguruan Tinggi. Sebanyak 116 (38,6%) anak dengan stunting dan sebanyak 189 (61,4%) anak yang tidak stunting. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting dengan nilai p value = 0,005 (< 0,05).Simpulan dan Implikasi: tingkat pengetahuan ibu memiliki peranan yang signifikan dengan kejadian stunting. Calon ibu diharapkan dapat meningkatkan pendidikan formalnya, dikarenakan pendidikan merupakan cara praktis agar ibu lebih mudah dalam menyerap informasi kesehatan.
Latar Belakang dan Tujuan: Stunting di sebabkan karena kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Permasalahan gizi pada periode tersebut akan memunculkan beragam masalah kesehatan. Tingkat pengetahuan ibu menjadi salah satu faktor dalam pemenuhan kebutuhan gizi pada keluarga khusunya anak. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting.
Metode: penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional study. Populasi penelitian adalah ibu yang memiliki anak balita di wilayah kerja puskesmas Kandanghaur Indramayu. Pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik accidental sampling sebayak 308 responden.
Hasil: sebanyak 16 (5,20%) responden dengan tingkat pendidikan ibu tidak sekolah/tidak tamat Sekolah Dasar, sebanyak 134 (43,50%) responden dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar, sebanyak 90 (29,20%) responden dengan tingkat pendidikan SMP, sebanyak 61 (19,80%) responden dengan tingkat pendidikan SMA, sebanyak 7 (2,30%) responden dengan tingkat pendidikan Perguruan Tinggi. Sebanyak 116 (38,6%) anak dengan stunting dan sebanyak 189 (61,4%) anak yang tidak stunting. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting dengan nilai p value = 0,005 (< 0,05).Simpulan dan Implikasi: tingkat pengetahuan ibu memiliki peranan yang signifikan dengan kejadian stunting. Calon ibu diharapkan dapat meningkatkan pendidikan formalnya, dikarenakan pendidikan merupakan cara praktis agar ibu lebih mudah dalam menyerap informasi kesehatan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arida. (2015). Analisis ketahanan pangan rumah tangga berdasarkan proporsi pengeluaran pangan dan konsumsi energi. Skripsi
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu. (2015). Laporan data Stunting di Kabupaten Indramayu.
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu. (2016). Laporan data Stunting di Kabupaten Indramayu.
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu. (2017). Laporan data Stunting di Kabupaten Indramayu.
Hizni A, Yulia M, dan Gamayanti IL. (2010). Status stunted dan hubungannya dengan perkembangan anak balita di wilayah pesisir pantai utara Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 6:131-137.
Kementerian Kesehatan RI. (2007). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Infodatin pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI. Situasi Balita Pendek. Jakarta
Kementrian Desa, Pembangunan Daerah tertinggal, dan Transmigrasi. (2017). Buku saku desa dalam penanganan stunting. Jakarta
Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2007). Rencana aksi nasional pangan dan gizi 2006-2010. Jakarta
Leroy JF, Habicht JP, de cossio TG, and Ruel MT. (2014). Maternal education mitigates the negative effects of higher income on the double burder of child stunting and maternal overweight in rural Mexico. The Jurnal of Nutrition. 5:765-770.
Magarwati, A., & Astuti, M. A. (2018). Pengetahuan ibu pola makan dan status gizi pada anak stunting usia 1-5 tahun di Kelurahan Bangetayu Kecamatan Genuk Semarang. The Indonesian Journal of Nutrition. 6,(2) retrieved from https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgi/article/view/19175
Mustamin, Asbar R, dan Budiawan (2018). Tingkat pendidikan ibu dan pemberian asi eksklusif dengan kejadian stunting pada balita di Provinsi di Sulawesi Selatan. Media Gizi Pangan. Vol. 25 Edisi 1 2018
Natalina, R. Diyan, P dan Kristiawati. (2015). Hubungan pola asuh dengan status gizi balita di posyandu tulip wilayah rindang benua kelurahan pahandut palangkaraya. Jurnal Ilmu Kesehatan.Vol 1 No. 19.
Rahayu A, dan Khairiyati L (2014). Risiko pendidikan ibu terhadap kejadian stunting pada anak 6-23 bulan. Skripsi
Soekirman. (2000). Ilmu gizi dan aplikasinya untuk keluarga dan masyarakat. Jakarta : Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
Trihono, Atmarita, Tjandrarini DH, Irawati A, Utami NH, Tejayanti, et al. (2015). Pendek (stunting) di Indonesia, masalah dan solusinya. Jakarta: Lembaga Penerbit Balitbangkes.
DOI: https://doi.org/10.32528/ijhs.v12i1.4857
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.
View My Stats