KONTRIBUSI STRATEGI REGULASI EMOSI TERHADAP KECENDERUNGAN MISCONDUCT DAN IDE BUNUH DIRI PADA NARAPIDANA LAPAS II A JEMBER

Panca Kursistin Handayani

Abstract


Penanganan permasalahan di lapas mestinya tidak hanya berjalan pada satu
sisi, karena sebenarnya penanganan atau intervensi apapun yang diberikan
hanyalah merupakan stimulasi bagi perubahan perilaku. Perubahan perilaku
positif seperti yang diharapkan akan terjadi bila ada dukungan dari faktor internal
individu sendiri. Tampaknya perlu dilakukan upaya pemberdayaan dengan
memanfaatkan potensi atau karakter positif dari narapidana sendiri dalam
menghadapi segala tekanan hidup yang ada di lapas setiap harinya. Hal ini bisa
dibentuk dan dilatihkan, namun dibutuhkan asesmen yang tepat mengenai
karakter positif apa yang dapat mempengaruhi pembentukan perilaku.
Penelitian ini berupaya untuk mengeksplorasi sejauhmana peran strategi
regulasi emosi yang dilakukan individu terhadap kecenderungan misconduct dan
munculnya ide bunuh diri selama mereka menjalani hukuman di lapas Kelas IIA
Jember. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Subjek yang
dilibatkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 80 orang dengan ciri yang sudah
ditentukan.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara strategi regulasi emosi
dengan ide bunuh diri dengan nilai p 0.000< 0.05, dengan r square 0.218
menunjukkan bahwa strategi regulasi emosi memberikan kontribusi sebesar 0.218
pada munculnya ide bunuh diri narapidana Lapas II A Jember. Selain itu juga
ditemukan bahwa tidak ada hubungan antara strategi regulasi emosi dengan
kecenderungan misconduct pada narapidana di Lapas II A Jember dengan nilai p
0.895> 0.05.
Kecenderungan misconduct lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal
dari individu seperti kondisi lingkungan, hubungan dengan orang lain serta
dukungan sosial. Sedangkan ide bunuh diri sangat ditentukan oleh keterampilan
individu dalam melakukan coping pada permasalahan yang sedang mereka
hadapi. Coping ditentukan oleh kemampuan individu dalam meregulasikan
emosinya sehingga dapat memodifikasi emosi negatif dalam bentuk ekspresi yang
adaptif dan adekuat.

Full Text:

PDF

References


Azwar, S. (2005). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Berzins, L.G., & Trestman, R. L. (2004). The development and implementation of dialectical behavior therapy in forensic settings. International Journal of Forensic Mental Health, 3(1), 93-103.

Carver, C.S. & Scheier, Michael F. (1998). On the Self regulation of Behavior.

United State of America: Cambridge University Press.

Folkman, S. & Moskowitz, J.T. (2000). Positive affect and the other side of

coping. American Psychologist, 55(6), 647-654.

Gross, J.J. (1998). Antecedent- and response-focused emotion regulation:

divergent consequences for experience, expression, and physiology, Journal of Personality and Social Psychology 74 (1) 224-237.

Gross, J. J. and John, O. P. (2003). Individual differences in two emotion

regulation proecesses: implication for affect, relationships, and well-being.

Journal of Personality and Social Psychology, 85(2), 348-362.

Gross, J. J & Thompson, R. A. (2007). Emotion Regulation: Conceptual

Foundations. Dalam James J. Gross (as editor). Handbook Of Emotion

Regulation, h. 3-24. Newyork: The Guilford Press.

Hadi, S. (2000). Statistik. Jilid 2. Cetakan XVII. Yogyakarta: andi Offset.

Handayani, P.K. (2010). Analisis Psikofenomenologi pada narapidana Pelaku Pedofilia. Pendekatan Integratif: Studi Fenomenologi dan Analisis Kasus. Tesis. Tidak Diterbitkan. Program Magister Sains Psikologi Fakultas

Psikologi Universitas gadjah Mada Jogjakarta.

Lafreniere, P. J. (2000). Emotional Development (A Biosocial Perspective). USA:Wadsworth/ Thomson Learning.

Laporan PKL. (2013). Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Nawawi, HH. (2003). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Reivich & Shatte. (2002). (http://id.wikipedia.org/wiki/resiliensi).

Rizki, B.M., (2010). Hubungan antara Strategi Regulasi Emosidan Faktor

Demografi dengan Resiliensi pada Perempuan Narapidana. Tesis. Tidak

Diterbitkan. Program Magister Sains Psikologi Fakultas Psikologi

Universitas gadjah Mada Jogjakarta.

Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Tugade, M. M. & Fredrickson, B. L. (2007). Regulation of positive emotions:

emotion regulation strategies that promote resilience. Journal of Happiness

Studies, 8, 311-333.

Vandenbos, G. R. (2006). APA Dictionary of Psychology. United State of

America.

Wright, E.M.,Salisbury, E.J.,& Voorhis, P.V.(2007). Predicting the prison

misconduct of women offender. The important of gender responsive needs.

Journal of Contemporary Criminal Justice. Volume 23 No 4. Novermber

Hal 310-340.




DOI: https://doi.org/10.32528/ins.v12i1.326

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2016 INSIGHT



View My Stats