INDIGENOUS EMOTIONAL MATURITY REMAJA PANDHALUNGAN
Abstract
Remaja yang masak secara emosi adalah mampu melakukan tindakan sesuai dengan kebutuhan dan menilai kesesuaian tindakannya dengan norma yang berlaku di masyaraka serta dapat memprediksikan akibat yang diambil dari tindakan tersebut, mampu bertingkah laku dengan penuh tanggung jawab, serta mampu mempertanggung jawabkan tingkah lakunya dalam berkomunikasi dengan orang lain, mampu melakukan penyesuaian emosi serta mampu memperkirakan tindakan apa yang akan diambil dalam suatu kegiatan atau permasalahan dalam lingkungan disekitarnya.
Metode penelitian adalah deskriptif kuantitaif dangan menggunakan skala emotional maturity untuk mendapatkan data penelitian.Tehnik analisa yang digunakan dalam penelitian untuk bisa menggambarkan hasil penelitian adalah statistik deskribtif dengan menggunakan prosentase.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa secara keseluruhan remaja yang menjadi sampel penelitian matang secara emosi yaitu 145 remaja (60,42%) dari 240 populasi penelitian. Jika ditinjau dari suku terlihat bahwayang matang emosinya adalah suku madura 71.43% , suku Jawa 63.03%, dan suku Pandhalungan 55.71%. Ditinjau dari keberagaman suku di lingkungan terlihat dari pandhalungan 81.82% matang, Jawa 59.87% matang dan Madura 42.11% matang.
Kata kunci : Indigenous emotional maturityFull Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Azwar, S. 2010. Reliabilitas & Validitas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Drisen, L. J. 2005. Characteristic of Emotional Maturity. Akses tgl 2 Maret 2013, sumber http://www.betteryou.com.
Gainau. (2011). Menyingkap Karakter Etnis Madura dan Kebiasaan Carok. http://www.lontarmadura.com
Jayanti, D. 2012. Kematangan Emosi. http://www.repository.uksw.edu diakses pada tanggal 17 April 2015
Maryati, H., Alsa, A & Rohmatun. 2007. Kaitan Kematangan Emosi dengan Kesiapan Menghadapi Perkawinan pada Wanita Dewasa Awal di Kecamatan Semarang Barat. Jurnal PsikologiProyeksi 2, 2, 27-35
Masturah. N. A. 2013. Pengungkapan Diri Antara Remaja Jawa Dan Madura. Jurnal Online Psikologi Vol. 01 No. 01. http://ejournal.umm.ac.id diakses tanggal 18 April 2015
Murray, J. & Wellness. 2005. Are You Going Up or Getting Older. Akses tgl 2 Maret 2013, sumber http://www.betteryou.com.
Myers. G.D. 2012. Social Psychology. Versi bahasa Indosesia Edisi 10 – Buku 2. Jakarta : Salemba Humanika
Nasution. 2011. Kematangan Emosi. http://www.repository.usu.ac.id diakses pada tanggal 17 April 2015
Peilouw. J.F dan Nursalim. M. 2013. Hubungan Antara Pengambilan Keputusan Dengan Emosi Dan Self-Efficacy Pada Remaja. Character. Volume 01. No.2
Rahmawati, I, E. 2013. Emotional Maturity sebagai Prediktor Resolusi Konflic Pertemanan Remaja. Prosiding Pusat Studi Wanita : UM Jember
Suryabrata, S. 2005. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi Offset
Sutarto. A. 2006. Sekilas Tentang Masyarakat Pandalungan. Makalah disampaikan pada acara pembekalan Jelajah Budaya 2006 yang diselenggarakan oleh Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, tanggal 7 – 10 Agustus 2006 http://kebudayaan.kemdikbud.go.id diakses tanggal 17 April 2015
Utomo. T. G & Nashori. F. H. 2013. Sumber : http://psychology.uii.ac.id
Uichol Kim, Kuo-shu Yang and Kwang-Kuo Hwang. 2010. Indigenous and Cultural Psychology. Pustaka Pelajar : Yogyakarta cetakan I
Wedwick, L. 2006. Early Adolescent Literacy Learning Fall 2006, Section 01 and 02. Akses tgl 2 Maret 2013, sumber http://www.coe.ilstu.edu/ivc
DOI: https://doi.org/10.32528/ins.v13i1.581
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 INSIGHT
View My Stats