Hubungan Berat Badan Lahir, Panjang Badan Lahir dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Stunting

Zuhrotul Eka Yulis Anggraeni, Hendra Kurniawan, Mohammad Yasin, Anis Dwi Aisyah

Abstract


Latar Belakang dan Tujuan: Stunting merupakan masalah balita yang saat ini terjadi di berbagai daerah. Terjadinya stunting pada balita sering kali tidak disadari, dan setelah dua tahun  baru  terlihat  balita  tersebut  pendek. Masalah gizi yang kronis pada balita disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama akibat orang tua atau keluarga tidak tahu  atau  belum  sadar  untuk memberikan makanan yang sesuai dengan  kebutuhan gizi anak. Faktor penyebab dari beberapa penelitian diantaramya masalah BBLR, Gizi, infeksi dan lain lain. Penelitian ini memiliki tujuan menganalisis hubungan berat badan lahir, panjang badan lahir dan jenis kelamin  pada balita stunting. Metode: Desain penelitian korelasional, dengan populasi balita stunting yang berada diwilayah desa Suci jumlah 58 orang. Jumlah sampel pada penelitian ini 48 balita dengan teknik sampling simple random sampling. Hasil: Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (54,2%), memiliki riwayat berat badal lahir normal (91,7%), memiliki panjang badan lahir kurang dari 50 (52%). Hasil analisis bivariat menunjukkan pada indikator berat badan lahir P = 0.550, panjang badan lahir P= 0,744 sedangkan pada jenis kelamin P= 0,299 denan demikian semua variable tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian stunting.  Simpulan: Variable yang tidak berhubungan dengan kondisi stunting balita bisa dikarenakan faktor lain yang lebih dominan misal pemenuhan ASI dan pemenuhan gizi anak pada 6 bulan kehidupan pertama, sehingga perlu penelitian lebih lanjut mengenai faktor ini.


Keywords


Berat badan lahir; Panjang badan lahir; Stunting

Full Text:

PDF

References


Adair, L. S., & Guilkey, D. K. (1997). Age specifi c determinant of stunting in Filipino children. The Journal of Nutrition, 127, 314-320. Diakses dari The Journal of Nutrition database

Aridiyah, Rohmawatu & Ririanty (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada anak balita di wilayah pedesaan dan perkotaan. Jurnal Pustaka Kesehatan. Vol.3. No.1. 47

Hayati AW. Faktor-Faktor Risiko Stunting, Pola Konsumsi Pangan, Asupan Energi dan Zat Gizi Anak 0-23 Bulan [Tesis]. Bogor: Ins- tititut Pertanian Bogor; 2013.

Kemenkes. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kemenkes. (2019). Angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk masyarakat indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kusharisupeni. (2002). Peran status kelahiran terhadap stunting pada bayi: Sebuah studi prospektif. Jurnal Kedokteran Trisakti, 23(3), 73-80. Diakses dari http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02Kusharisupeni.Pdf

Kusuma, K. E. (2013). Faktor resiko kejadian stunting pada anak usia 2-3 tahun (Studi di Kecamatan Semarang Timur). Semarang: Universitas Diponegoro

Lestari, W, Ani, M, & Zen, R. (2014). Faktor risiko stunting pada anak umur 6-24 bulan di kecamatan Penanggalan kota Subulussalam provinsi Aceh. Jurnal Gizi Indonesia, Volume 3, Nomor 1.

Mahan K, &Escott-Stump. Food, Nutrition, and Diet Therapy. USA: W.B. Saunders Company; 2008.

Nabuasa, C. D., Juffrie, & Huriyati, E. (2013). riwayat pola asuh, pola makan, asupan zat gizi berhubungan dengan terhadap kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Biboki Utara Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia, Volume 1, Nomor 3.

Paudel, R. et al. (2012). Risk factors for stunting among children: A community based case control study in Nepal’, Kathmandu University Medical Journal, 10(3).

Rukmana, E., Briawan, D. and Ekayanti, I. (2016). Faktor risiko stunting pada anak usia 6-24 bulan di Kota Bogor. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Universitas Hasanuddin, 12(3), pp. 192–199.

Sulistyoningsih, Hariyani. (2011). Gizi untuk kesehatan ibu dan anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Swathma D, Lestari, H & Ardiansyah, R, T. (2016). An-alisis Faktor Risiko BBLR, Panjang Badan Bayi Saat Lahir dan Riwayat Imunisasi Dasar Terhadap Kejadian Stunting pada Balita Usia 12-36 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kandai Kota Ken-dari Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 1(3), hal.1-10.

Wellina, W. F., Kartasurya, M. I. and Rahfiludin, M. Z. (2016). Faktor risiko stunting pada anak umur 12-24 bulan’, Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 5(1), pp. 55–61. doi: 10.14710/jgi.5.1.55-61.

Umboh, A. (2013). Berat lahir rendah dan tekanan darah pada anak. Jakarta: Sagung Seto.

Utama, sp.FK & HerqutantoMPH, MARS. (2015). Penuntun Diet Anak (hlm. 25- 26). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia




DOI: https://doi.org/10.32528/ijhs.v12i1.4856

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.

View My Stats