STUDI SEMANTIK-KOMPARATIF KESANTUNAN DALAM BAHASA INGGRIS, INDONESIA, MELAYU, DAN JAWA
Abstract
Akhir-akhir ini,studi linguistik-kesantunan telah berkembang dengan pesat. Berbagai perspektif telah diajukan oleh para ahli bahasa, terutama mereka yang fokus pada pragmatik. Dua di antaranya paling berpengaruh, yaitu Pandangan Face-Saving Theory yang digagas Brown & Levinson, dan Pandangan Kontrak Percakapan yang digagas oleh Fraser. Selama bertahun-tahun kedua teori tersebut menjadi referensi utama studi kesantunan. Namun kemudian disadari, bahwa tidak ada model studi kesantunan yang paling sempurna dan dominan dalam kajian linguistik.Teori Face-Saving memiliki kelemahan utama dalam menetapkan generalisasi. Kesantunan adalah fenomena syarat-budaya. Tidak ada satu pun budaya di dunia ini yang serupa. Oleh karena itu, fenomena kesantunan harus diposisikan sebagai bergantung pada budaya. Teori Kontrak Percakapan memiliki kelemahan dalam validitas data. Konstruk teori tersebut masih sebatas sebagai desain yang belum mapan penerapannya dalam penggunaan bahasa yang nyata. Penelitian ini difokuskan pada perspektif semantik terhadap femomena kesantunan pada empat bahasa, yaitu Bahasa Ingris, Indonesia, Melayu, dan Jawa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi kelemahaman kedua teori kesantunan terdahulu. Data dikumpulkan dengan merekam percakapan interaksi interpersonal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan semantik konsep kesantunan dalam bahasaInggris, Indonesia, Melayu, dan Jawa.
Kata-kata kunci: Bahasa Inggris, Jawa, Indonesia, kesantunan, Melayu, semantik
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.32528/bb.v3i2.1585
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 BELAJAR BAHASA
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Address:Jl. Karimata No. 49 Jember-Jawa Timur-Indonesia
Phone & Fax:(0331)336728 | 337957
Email:belajarbahasa@unmuhjember.ac.id