DAYA HAMBAT BIORASIONALEKSTRAK SIRIH DAN TEMBAKAU PADA Colletotrichum capsici PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA CABAI

O Oktarina, Bagus Tripama, Wheni Nur Rohmah

Abstract


Colletotrichum capsicimerupakan jamur patogen pada tanaman cabai besar (Capsicum annum) yang menimbulkan gejala penyakit antraknosa.Pengendalian penyakit menggunakan fungisida kimiawi menimbulkan berbagai permasalahan baru Sehingga diperlukan pengendalian yang aman bagi lingkungan dan makhluk hidup.Ekstrak sirih dan tembakau merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai fungisida nabati.Pengujian campuran ekstrak sirih dan tembakau dengan rasio yang berbeda diharapkan dapat menghambat pertumbuhan Colletotrichum capsici dan dapat menurunkan keparahan penyakit pada buah cabe merah. Biorasional ekstrak sirih dan tembakau yang diuji yaitu1:1, 1:2, 2:1, 1:3, 3:1 dan kontrol sebagai pembanding.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa, biorasional ekstrak sirih dan tembakau yang tepat dalam menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichumcapsici secara in vitro adalah biorasional 3:1 dengan daya hambat  30,44% dan dapat menekan munculnya jumlah spora jamur Colletotrichum capsici yaitu 4,6x106 spora/ml. Keparahan penyakit pada buah cabai mencapai 25% dengan masa inkubasi 12 hari.

Keywords


Ekstrak sirih dan tembakau, antraknosa dan Colletotrichum capsici

Full Text:

PDF

References


BPS (Biro Pusat Statistic). 2015. Data Luas Tanam dan Produktivitas Cabai Besar di Indonesia. Biro Pusat Statistik.

Elfina, dkk. 2015. Uji Beberapa Konsentrasi Ekstrak Tepung Daun Sirih Hutan (Piper Aduncum L.) Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa Pada Buah Cabai Merah Pasca Panen. Jurusan Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Riau, Pekanbaru.

Kepmentan, 2006. . SK Pelepasan Cabai Besar Hibrida Hot Beauty Sebagai Varietas Unggul, Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 163/Kpts/Sr.120/3/2006.

Lenny, A. 2006. “Senyawa Flavonoida, Fenilpropanoida dan Alkaloida”. Tidak Diterbitkan. Karya Ilmiah. Medan: USU.

Nurhayati, I., A. Syulasmi dan Y. Hamdiyati. 2007. Aktivitas antifungi ekstrak kunyit (Curcuma domestica Val) terhadap pertumbuhan jamur Alternaria porri Ellis secara in vitro. Di dalam Seminar Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Nurmansyah. 1997. Kajian awal potensi gulma sirih-sirih (Piper aduncum L.) sebagai fungisida nabati. Jurnal StigmaAn Agricultural Science Journal.

Nurnasari, E dan Subyakto. 2011. Komposisi Kimia Minyak Atsiri Pada Beberapa Tipe Daun Tembakau (Nicotiana Tabaccum L.), Balai Peneliti Tanaman Tembakau dan Serat, Malang.

Obongoya BO, Wagai SO, Odhiambo G. 2010. Phytotoxic Effect Of Selected Crude Plant Extracts on soil-borne Fungi Of Common Bean. African Crop Sci J. 18(1): 15- 22.

Oktarina, Bagus T. 2017. Ekstrak Sirih dan Tembakau Sebagai Fungisida Nabati pada Penyakit Antraknosa Cabai yang disebabkan Colletotrichum. Makalah Seminar Seminar Hasil-hasil Penelitian UGM, Yogyakarta.

Putri ZF. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle L.) Terhadap Propionibacterium acne dan staphylococcus aureus Multiresisten.Skripsi.Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Suryadi Y., Tri P., P., I Made S., Dwi N. S., Hermawati N., Syaefudin., 2016. Waktu Inkubasi Pada Derajat Distilasi Kitosan Enzim dan Efektifitas Penghambatannya terhadap Penyakit Antraknosa.Jur. Fitopatologi (12) : 16.

Syukur M., S. Sujiprihati, J. Koswara, Widodo. 2013. Genetic Analysis For Resistance To Anthracnose Caused By Colletotrichum acutatum In Chili Pepper (Capsicum annuum L.) Using Diallel Crosses. SABRAO Jour of Breeding and Genetics 45 (3) 400-408.




DOI: https://doi.org/10.32528/agr.v15i2.1173

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 O Oktarina, Bagus Tripama, Wheni Nur Rohmah

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 

Address:

Jl. Karimata No. 49 Jember-Jawa Timur-Indonesia

Phone & Fax:

(0331)336728 | 337957

Email:

agritrop-faperta@unmuhjember.ac.id

 

View My Stats