RESISTENSI PRODUKSI FILM INDIE DI INDONESIA 1970-2001 (Indonesian Indie Movie Resistens 1970-2001)

Donny Noer

Abstract


Peneliotian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana resistensi Produksi Film Indie di Indonesia. Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa film sebagai media komunikasi mampu mempengaruhi (mem-persuasi) pola pikir masyarakat yang menontonnya, karena bersifat multilayer (beberapa elemen audio visual tampil di ruang dan waktu yang bersamaan ; suara, gambar gerak, animasi, teks, still image) film mampu membangun dan memperkaya informasi sehingga dapat menyajikan informasi yang sesuai dengan ciri khas masyarakat modern yakni efektif dan efisien. Perfilman nasional tidak mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Regulasi pemerintah terlalu memberi kelonggaran terhadap peredaran film-film impor. Film-film impor dari Hollywod (Amerika) mendominasi bisokop-bioskop di Indonesia. Monopoli kelompok pengusaha “21” hampir tidak memberikan ruang untuk memutar film-film lokal (Indonesia) yang mengakibatkan perubahan orientasi penonton Indonesia terhadap film-film nasional, mempengaruhi pula terhadap gaya hidup penonton Indonesia. Seakan masyarakat Indonesia pelan-pelan dijauhkan dari budayanya sendiri, berganti dengan budaya-budaya impor. Perfilman nasional terpinggirkan. Untuk mempertahankan eksistensi agar penonton memperhatikan kembali film-film local, maka para sineas mayor label di tahun 1980-1990 memproduksi film-film bertema seks dan horror. Dengan banyaknya film indie yang diproduksi oleh para sineas-sineas indie dan diiringi juga dengan eksistensi komunitas-komunitas film indie, membuat masyarakat perlahan mengubah orientasinya terhadap film lokal. Disaat perfilman nasional dipandang sebelah mata bahkan oleh dunia internasional, film indie hadir dengan membawa semangat idealisme. Para pegiat film indie pun seringkali mendapatkan undangan-undangan di dunia internasional baik sebagai narasumber pada sebuah seminar film internasional, maupun sebagai narasumber dalam ajang screening (pemutaran dan diskusi) film internasional.

Kata kunci: Resistensi, Film Indie

References


Dominick Joseph R. 1983. The Dynamic Of Mass Communication. New York. Random House.

Ismail Usmar. 1986. Mengupas Film. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan.

Prakosa Gotot. 2001. Ketika Film Pendek Bersosialisasi. Jakarta. Grasindo

Efendy Heru. 2002. Mari Membuat Film, Panduan Menjadi Produser. Yogyakarta. Panduan.

Baksin Askurifai. 2003. Membuat Film Indie itu Gampang. Bandung. Katarsis.

Kristanto. 2004. Video Untuk Perubahan. Yogyakarta. Insist Press.

Javandalasta. 2011. 5 Hari Mahir Membuat Film. Yogyakarta. Penerbit Andi

Publikasi Jakarta Internasional Film Festival. dalam Bintang Milenia, Edisi 26 Oktober-10 Novermber 2001.

Nugroho Garin. Berpikir Merdeka dan Berkarya Mandiri. Minggu, 9 Juni 2002. Kompas.