Optimalisasi Upaya Pembinaan Diri Warga Tunagrahita Dalam Meningkatkan Penerimaan Sosial Masyarakat Indonesia

Zahra Hasana Salsabila

Abstract


Keterbatasan mental dan intelektual yang dimiliki oleh para penyandang tunagrahita tentu menjadi kendala utama untuk melibatkan mereka dalam kehidupan bermasyarakat. Kendati demikian, telah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas mengenai hak-hak dasar para disabilitas termasuk tunagrahita. Sebagai warga negara, sudah semestinya mereka mendapatkan perlakuan yang sama dengan mereka yang bukan penyandang disabilitas. Sudah semestinya pula masyarakat menerima keberadaan mereka. Semakin meningkatnya jumlah penyandang tunagrahita di Indonesia, yaitu sebesar 2,3% atau sekitar 962.011 orang pada tahun 2012 (Hasanah, 2012), menuntut adanya tindakan nyata untuk melakukan upaya pembinaan diri agar para penyandang tunagrahita dapat sejajar dengan mereka yang bukan penyandang disabilitas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerimaan masyarakat Indonesia terhadap penyandang tunagrahita demi memberikan solusi strategis dan praktis untuk mengupayakan pembinaan diri penyandang tunagrahita secara optimal. Melalui metode deskriptif dan pendekatan kualitatif, penelitian ini berusaha menunjukkan bahwa upaya pembinaan diri yang baik sangat perlu dilakukan guna memberdayakan insan tunagrahita agar mampu terjun ke dalam kehidupan bermasyarakat selayaknya mereka yang bukan penyandang disabilitas, khususnya penyandang tunagrahita.

Keywords


pembinaan diri; penerimaan masyarakat; tunagrahita.

Full Text:

PDF


Copyright (c) 2020 PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPER : COMMUNITY PSYCHOLOGY SEBUAH KONSTRIBUSI PSIKOLOGI MENUJU MASYARAKAT BERD

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.