Strategi Konservasi Sumber Daya Berbasis Potensi Lokal Pembelajaran dari Alur Hilir Hulu
Abstract
Konservasi sumberdaya dilakukan secara terintegrasi antara perlindungan
terhadap obyek, peningkatan nilai manfaat atas dasar hasil memperlajari.Tumbuhnya
kesadaran konservasi karena manusia berhadapan dengan kelangkaandan masalah
kelangkaan akibat berbagai sebab. Beberapa sebab diantaranya; pemanfaatan melebihi
proses regenerasinya, adanya persepsi bahwa sumber daya alam sebagai milik umum
sifatnya tidak terbatas, dan keterbatasan pemahaman integrasi nilai nilai manfaat.
Perbedaan pengalaman, pengetahuan, motivasi, kepercayaan sehingga menimbulkan
perbedaan perepsi. Perbedaan antara lain karena fenomena lingkungan kehidupan
generasi terdahulu yang didominasi oleh linngkungan alamiah (hulu) dengan generasi
muda yang tumbuh dan dominasi lingkungan buatan ( hilir). Pembelajaran melalui
pendekatan sains dalam kehidupan kultural (etnosains) sangat relevan dalam upaya
menumbuhkan keterlibatan siswa sesuai keunikan lingkungan kulturalnya.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat ditempuh sebagai upaya
konservasi melalui pendekatan terbalik.Penekatan mulai dari hilir sebagai produk,
menuju hulu sebagai sumber bahan.Model pendekatan hilir-hulu-hilir diharapkan dapat
mengurangi jurang antara generasi muda yang hidup dalam era sistem digital dengan
generasi sebelumnya, sehingga terjadi rekonsiliasi diantara generasi yang tumbuh dan
berkembang dalam perbedaan dimensi ruang dan waktu dan ketersediaan teknologi.
terhadap obyek, peningkatan nilai manfaat atas dasar hasil memperlajari.Tumbuhnya
kesadaran konservasi karena manusia berhadapan dengan kelangkaandan masalah
kelangkaan akibat berbagai sebab. Beberapa sebab diantaranya; pemanfaatan melebihi
proses regenerasinya, adanya persepsi bahwa sumber daya alam sebagai milik umum
sifatnya tidak terbatas, dan keterbatasan pemahaman integrasi nilai nilai manfaat.
Perbedaan pengalaman, pengetahuan, motivasi, kepercayaan sehingga menimbulkan
perbedaan perepsi. Perbedaan antara lain karena fenomena lingkungan kehidupan
generasi terdahulu yang didominasi oleh linngkungan alamiah (hulu) dengan generasi
muda yang tumbuh dan dominasi lingkungan buatan ( hilir). Pembelajaran melalui
pendekatan sains dalam kehidupan kultural (etnosains) sangat relevan dalam upaya
menumbuhkan keterlibatan siswa sesuai keunikan lingkungan kulturalnya.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat ditempuh sebagai upaya
konservasi melalui pendekatan terbalik.Penekatan mulai dari hilir sebagai produk,
menuju hulu sebagai sumber bahan.Model pendekatan hilir-hulu-hilir diharapkan dapat
mengurangi jurang antara generasi muda yang hidup dalam era sistem digital dengan
generasi sebelumnya, sehingga terjadi rekonsiliasi diantara generasi yang tumbuh dan
berkembang dalam perbedaan dimensi ruang dan waktu dan ketersediaan teknologi.