PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER)

Achmad Hasan Hafidzi Hasan Hafidzi

Abstract


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui volume penjualan titik impas pada peternakan UD. Markota Surya. Metode yang digunakan adalah analisis break even point (titik impas) dua produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa titik impas mengalami perubahan yang signifikan terhadap perencanaan laba UD. Markota Surya yang berarti semakin besar titik impas maka semakin kecil peluang memperoleh laba. Volume penjualan titik impas terendah 2.298 kg dan tertinggi 7.321 kg pada bauran penjualan 63% ayam pedaging dan 37% telur. Volume penjualan titik impas terrendah 2.288 kg dan titik impas tertinggi 7.440 kg pada bauran penjualan 67% ayam pedaging dan 33% telur. Titik impas terrendah adalah 2.302 kg dan titik impas tertinggi adalah 7.690 kg pada bauran penjualan 75% ayam pedaging dan 25% telur. Peternak perlu upaya memilih range titik impas yang relatif terjangkau dari ke-3 bauran penjualan tersebut. Titik impas tertinggi yang dapat dijangkau dari hasil produksi terrendah adalah titik impas pada bauran penjualan 75% ayam pedaging dan 25% telur. Peternak perlu mengendalikan titik impas agar dapat meningkatkan laba. Berbagai upaya yang dapat dilakukan peternak dalam mengendalikan titik impas seperti menekan biaya tetap, menekan biaya variabel dan menaikan harga jual.

Kata Kunci : Perencanaan laba, Peternakan Ayam, Titik Impas Dua Produk

 

ABSTRACT

This study aims to determine the sales volume breakeven point on UD Markota Surya Farm. The method used is break even point analysis of two products.The results showed that the break-even point has a significant change to the UD. Markota Surya profit planning which means the greater the breakeven point, the smaller the opportunity to gain profit. Lowest breakeven sales volume is 2,298 kg and 7,321 kg on the highest sales mix of 63% and 37% of broiler eggs. Lowest breakeven sales volume 2288 kg and 7440 kg highest breakeven point in sales mix of 67% and 33% of broiler eggs. Lowest break-even point is 2,302 kg and the highest break-even point is 7,690 kg on a mix of 75% of sales and 25% of broiler eggs. Breeders need to select the range of breakeven relatively affordable of all three of the sales mix. The highest break-even point can be reached from the lowest production is the breakeven point on the sales mix of 75% and 25% of broiler eggs. Breeders need to control the break-even point in order to increase the profits. Various attempts to do farmers in controlling the break-even point as keeping your costs, reduce the cost and increase the selling price variable.

Keywords : Break even point two products, Chicken farm, Planning profit

 


Full Text:

PDF

References


Carter, William K., 2009, Akuntansi Biaya, Buku I Edisi 14, Jakarta: Salemba Empat

Carter, W. K. & Usry, M. F., 2006, Akuntansi Manajemen, Jakarta: Penerbit Salemba.

Hansen & Mowen, 2006, Akuntansi Manajemen, Jakarta: Salemba Empat.

Siregar, dkk. 2013, Akuntansi Manajemen, Jakarta: Penerbut Salemba Empat.

Supriyono, R. A, 2011, Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok, Buku 1 Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

UU Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan




DOI: https://doi.org/10.32528/jmbi.v3i2.1205

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


View My Stats