GAMBARAN FORGIVENESS PADA ORANG BERCERAI DI KECAMATAN KUNIR KABUPATEN LUMAJANG

Rini Kusnia, Erna Ipak Rahmanawati

Abstract


Penelitian bertujuan mengetahui gambaran forgiveness pada orang
bercerai. Sebanyak 51 orang bercerai didapatkan dengan teknik insidental
sampling. Skala forgiveness terdiri dari 18 aitem (α= 0,932).
Terdapat 39 orang (76,47%) memiliki forgiveness tinggi, 12 orang
(23,52%) rendah. Perempuan menunjukkan forgiveness (43,13%) dibandingkan
laki-laki (33,33%). Orang berpendidikan SD memiliki forgiveness tinggi
(31,37%) dibandingkan tingkat pendidikan SMP (29,41%) dan SMA (15,68%).
Suku Jawa memiliki forgiveness tinggi (60,78%) dibandingkan suku Madura
(15,68%). Lama pernikahan 1-10 tahun (58,82%) lebih menunjukkan forgiveness
dibandingkan dengan 10-21 tahun (17,64%). Lama perceraian 1-6 tahun (68,62%)
dapat menunjukkan forgiveness dibandingkan 7-12 tahun (7,84%). Usia pertama
kali menikah 21-27 tahun (39,21%) dapat menunjukkan forgiveness
dibandingkan usia 16-20 tahun (37,25%). Ibu rumah tangga mampu memaafkan
setinggi (29,41%) dibandingkan wiraswasta (11,76%). Perceraian karena faktor
ekonomi memiliki forgiveness tinggi 33,33% dibandingkan karena perselingkuhan
(31,37%). Forgiving another person dan forgiving of a situasion termasuk
kategori tinggi (68,62%), sedangkan forgiving one self termasuk kategori rendah
(33,33%).

Full Text:

PDF

References


Alawiyah dan Kumulohadi. R. A. (2007). Prilaku koping remaja dengan ayah

poligami. Fakultas Psikologi dan Ilmu Budaya. Universitas Islam

Indonesia Yogyakarta. Thesis (tidak diterbitkan).

Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: PT Pustaka Belajar.

Bagus, W. (2004). Dinamika kepuasan perkawinan pasangan suami istri dalam masyarakat Jawa. Vol 4 no 1. November 2011. Diakses 24 desember

Dewi. M. (2006). Gambaran proses memaafkan pada remaja yang orang tuanya bercerai. Jurnal Psikologi. Vol. 4. No. 1. Diambil tanggal 28 Mei 2013

Dharmawan, D dan Wismanto,B. (2010). Pemaafan dalam hidup perkawinan.Volume 09, nomor 2

Diana, E. (2009). Penyesuaian perkawinan ditinjau dari beberapa faktor

demografi. Vol 7 No 2. Desember 2009. Diakses pada tanggal 24

desember 2014

Devy, D. (2010), Pemaafan dalam hidup perkawinan Vol 9 No 1. Desember 2010.Diakses pada tanggal 24 desember 2014

Friedman, H., dan Miriam W.S. (2008). Kepribadian teori klasik dan riset

modern. Edisi ketiga jilid 2 . Jakarta: Erlangga.

Gunarsa, Y.S., Gunarsa, D. (2012). Psikologi untuk keluarga. Jakarta : Libri

Arikunto. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, Jakarta: PT.Rineka Cipta

Ginanjar, A. (2009). Proses healing pada istri yang mengalami perselingkuhan suami. Vol 13 No 1 Juli 2009. Diakses pada tanggal 24 Desember 2014

Hurlock. (2009). Psikologi perkembangan. Edisi Ke Lima. Jakarta. Erlangga

Istiqomah. (2012). Pengembangan skalah forgiveness, Jurnal INSIGHT. Vol. 8 No 2. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember.

Mappiare, A. (1983). Psikologi orang dewasa. Surabaya: Usaha Nasional

Rini, I. (2009). Remarried pada wanita yang berselingkuh. Vol 3 No 7. Januari 2008. Diakses 24 Desember 2014

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:Penerbit Alfabeta.

Sari, K. (2012). Forgiveness pada istri sebagai upaya untuk mengembalikan keutuhan rumah tangga akibat perselingkuhan suami. Volume 11,Nomor 1

Susanto. (2010). Analisis pengaruh konflik kerja keluarga terhadap kepuasaan kerja pengusaha wanita di kota Semarang. Vol 12 No 1 Februari 2010.Diakses pada tanggal 24 Desember 2014

Wati. W. T. (2010). Dampak psikologis perceraian orang tua pada remaja.

Fakultas Psikologi. Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

Skripsi (tidak diterbitkan).

Yulia, D. (2014). Hubungan antara kemampuan memaafkan dengan relasi

persahabatan pada mahasiswa. Skripsi. (tidak diterbitkan). Jember.

Fakultas psikologi universitas muhammadiyah jember.




DOI: https://doi.org/10.32528/ins.v11i2.320

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2016 INSIGHT



View My Stats