Kesadaran Kaum Intelektual, Dalam Dialektika Etik Anti Korupsi (Perspektif Teori C. Wright Mills)

Arie Wahyu Prananta

Abstract


Dalam Studi ini peran kaum intelektual diharapkan sebagai individu dan aktor kreatif yang memiliki kesadaran dimana secara dialektika etik mampu memegang kode etik dalam gerakan anti korupsi, berangkat dari tumbuhnya organisasi pasca reformasi dalam penegakan civil society yang sepertinya tidak mampu melawan korupsi yang semakin menggurita dan lebih banyak dilakukan oleh kaum intelektual itu sendiri. Studi ini melihat peran Kaum Intelektual didalam masyarakat dianggap sebagai kaum cendekia, dimana masyarakat mengharapkan peran intelektual mampu membawa perubahan yang lebih baik. Masyarakat menganggap bahwa intelektual merupakan orang-orang yang mampu menyelesaikan masalah yang ada didalam kehidupan sehari-hari mereka. Intelektual diharapkan mampu menciptakan ide-ide yang brilian dan pro-rakyat. Peran kaum Intelektual di analisis dengan menggunakan model transedental fenomenologinya Alfred scutzh didalam masyarakat dianggap sebagai individu didalam suatu kelompok. Intelektual diharapkan mampu memajukan dan mesejahterakan masyarakatnya dengan kemampuan dan keahlian yang mereka miliki. Dengan pola fikir yang maju dan dinamis namun tetap memiliki ideologi, intelektual diharapkan mampu membangun masyarakat yang mandiri. Intelektual didalam masyarakat sebagai individu yang dijadikan contoh didalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Baik pola perilaku maupun hal lainnya, sehingga apa yang dilakukan oleh kaum intelektual akan ditiru oleh masyarakat.
Kata Kunci : Kaum Intelektual, Dialektika Etik, Civil Society, Transedental,Fenomenologi


References


Fisk, C. L. (2015). Law and the Evolving Shape of Labor

Expansion and Retrenchment.

Gillam, R. (1977). RICHARD HOFSTADTER, C. WRIGHT MILLS, AND “THE CRITICAL IDEAL.” American Scholar, 47, 69–85. Retrieved from Gingerich, D. W. (2014). Yesterdays heroes, todays villains: Ideology, corruption and democratic performance. Journal of Theoretical Politics, 26(2), 249–282.

Gong, T., & Wu, A. M. (2012). Does Increased Civil Service Pay Deter

Corruption Evidence from China. Goode, L. (n.d.). No Title.

Hariyanto, Ariel, 1996, Politik Kelas Menengah, Yayasan LP3ES, Jakarta

Horowits, I. L., & Anonymous. (1962). The Sociological Imagination of C.

Wright Mills: in Memoriam. American Journal of Sociology, 68(1), 105–107.

Larmour, P. (2011a). Anti-Anticorruption: Barry Hindess Recent Work on Corruption. Alternatives: Global, Local, Political, 36(1), 48–55.

Larmour, P. (2011b). Anti-Anticorruption: Barry Hindess Recent Work on Corruption. Alternatives: Global, Local, Political, 36(1), 48–55.

LARMOUR, P., & Wolanin, N. (2006). Corruption and anti-corruption. Economic Theory, (November), p. 286. 10.2307/40203827


Refbacks

  • There are currently no refbacks.
slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor