POTENSI PENGENDALIAN DENGANBERBAGAI AGENS HAYATI PADA HAMA PENGGEREK PUCUK KAPAS (Gossypium hirsutum L.)

Irma Wardati, Dyah Nuning Erawati, Cherry Triwidiarto, Usken Fisdiana

Abstract


Pengembangan pengendali hayati (agens hayati) yang efektif dan efisien sebagai pengendali hama sangat penting untuk dapat meningkatkan produktivitas tanaman kapas dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan hidup yang aman.Salah satu alternatif pemecahan pengendalian hama utama tanaman kapas adalah dengan teknik pengendalian hama yang aman bagi lingkungan dan dapat menekan residu kimia pada produk pertanian (pengendalian hayati). Pengendali hayati (agens hayati) yang mempunyai potensi besar sebagai pengendali alami hama tanaman kapas antara lain adalah dari golongan bakteri, jamur dan nematoda entomopatogen. Pengembangan agens hayati yang efektif dan efisien sebagai pengendali hama sangat penting untuk dapat meningkatkan produktivitas tanaman kapas dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan hidup yang aman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji patogenisitas bakteri, jamur dan nematoda entomopatogen dalam mengendalikan hama utama tanaman kapas, serta untuk memperoleh isolat lokal bakteri, jamur dan nematoda entomopatogen yang paling efektif sebagai pengendali hama penggerek pucuk kapas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas lima faktor perlakuan dengan lima ulangan, yaitu isolat lokal bakteri Bacillus thuringiensis, jamur Beauveria bassiana 1, jamur Beauveria bassiana 2, nematoda Steinernema sp. dan kontrol. Analisis data menggunakan uji F dan selanjutnya menggunakan Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD). Parameter yang diamati terdiri atas: (1) Gejala kematian serangga uji; (2) persentase mortalitas serangga uji; (3) perilaku serangga uji terinfeksi; (4) laju kematian serangga uji; dan (5) bedah serangga uji terinfeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agens hayati bakteri Bacillus thuringiensis (Bt), jamur Beauveria bassiana (Bv) dan nematoda entomopatogen Steinernema sp. (NEP) berpotensi dalam menekan  hama penggerek pucuk kapas Earias sp., sedangkan agens hayati yang paling efektif dalam mengendalikan Earias sp. adalah isolat lokal jamur Beauveria bassiana 1, dengan waktu kematian tercepat yaitu 128 jam.

 

Kata Kunci: Agens hayati, hama penggerek pucuk, kapas.


References


Bank Ekspor Indonesia. 2007. Saatnya Merajut Industri Kapas. Jakarta.

BPTP Sulsel. 2002. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Kapas.Disbun Sulawesi Selatan.

Chalid, N.I. 2004. Pedoman Penerapan PHT pada Agribisnis Tanaman Cabai. Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura Direktorat Perlindungan Hortikultura. Jakarta.

Direktorat Proteksi Tanaman Perkebunan. 2000. Musuh Alamidan Hama pada Kapas.Proyek Pengendalian Hama Terpadu Perkebunan Rakyat Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Jakarta.

Ditjenbun Deptan. 2008. Harapan Masa Depan Petani Kapas Hybrida Indonesia. Deptan. Jakarta.

Ehlers, R.U. 2001.Mass Production of Entomopathogenic Nematodes for Plant Protection. Applied Microbiology Biotechnology 56 : 623-633.

Erawati, D.N. 2006. Patogenisitas Nematoda dan Jamur Entomopatogen Terhadap Hama Tanaman Tomat (Spodoptera litura F.). Inovasi. 6 (3) : 228 – 235.

__________. 2007 a. Potensi Nematoda dan Jamur Entomopatogen Terhadap Hama Utama Untuk Meningkatkan Produktivitas Tomat (Lycopersicum esculentum). Inovasi. 7 (1) : 8 – 13.

__________. 2007 b. Efektivitas Agens Hayati Sebagai Pengendali Hama Utama Untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman Tomat. (belum dipublikasikan)

Gomes, K.A. dan A.A. Gomes. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian (terjemahan oleh E. Sjamsudin dan J.S. Baharsjah). UI-Press. Jakarta.

Herman, M. 2003. Status Perkembangan Kapas Bt. Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor.

Hoffmann, M.P. and A.C. Frodsham. 1993. Natural Enemies of Vegetable Insect Pests..Cooperative Extension, Cornell University, Ithaca.

Indrayani, I.G.A.A. 2008. Peranan Morfologi Tanaman untuk Mengendalian Pengisap Daun Amrascabiguttula (Ishida). Perspektif Vol. 7 No. 1 / Juni 2008. Hlm 47 – 54. Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat. Malang.

Knowles, B.H. 1994. Mechanism of action of Bacillus thuringiensis insecticidal delta-endotoxins. In Advances in Insect Physiology, Volume 24 (ed. PD Evans) pp.275-308. Academic Press, London.

Navon, A., V.K. Nagalakshmi, S. Levski, L. Salamedan I. Glazer. 2002. Effectiveness of Entomopathogenic Nematodes in an Aglinat Gel Formulation against Lepidopterous Pests. Biologycal Science and Technology.12 : 737-746.

Pracaya. 2007. Hama danPenyakitTanaman (edisirevisi). Penebar Swadaya. Jakarta.

Prijono, D. 1988. Pengujian Indektisida. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Instiut Pertanioan Bogor

Raharjo, K. 1998. Penggunaan Jamur Metarhizium anisopliae dan Beauveria bassiana untuk Mengendalikan Beberapa Jenis Hama. Kumpulan Makalah Gelar Teknologi Spesifik Lokasi. Karawang, 5-9 Oktober 1998. hal 36-40.

Robert, D.W. 1981. Toxins of Entomopathogenic Fungi dalam H.DBurges (Ed.)Microbial Control Pest and Plant Diseases.Academic Press Inc. New York. 949 p.

Soeroso, B., Y.H. Agusdan K. Astuti. 1993. Pengaruh Insektisida Klorpirifos, Jamur sida Benomyl dan Jamur BeauveriabassianaTerhadap Tingkat Kerusakan, Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai Varietas Wilis. Makalah Simposium Patologi Serangga. PEI Cabang Yogyakarta.Yogyakarta.

Sriganti, E. 2000. Toksisitas Bacillus thuringiensissub sp Berliner dansubspaizawai terhadap larva Crocidolomia binotalis Zell. (Lepidoptera; Pyralidae) dan Spodopteralitura Fab. (Lepidoptera; Noctuidae). Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian IPB, Bogor.

Steett, D.A. and S.A. Wood. 2008. Beauveriabassiana for Mormon Crickets. Hand Book. Section VII: Future Directions. Grasshoppers: Their Biology, Identification and Management. 1 – 7. http://www.Sidney.ars.usda.gov/grass hopper/handbook/VII/Vii_6.htm. (26 Januari-2008).

Sulistyanto, D. 1999. Nematoda Entomopatogen Steinernema spp. dan Heterorhabditis spp. Isolat Lokal Sebagai Pengendali Hayati Serangga Hama Perkebunan. Makalah Lustrum Universitas Jember, 2 Desember 1999 : 1-12.

Subandrijo. 2000. Penerapan Teknologi Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kapas. Badan Penelitian dan Pengembangan Kahutanan. Jakarta.

Subandrijo, Sudarmo, dan Subiyakto. 2001. Usaha-Usaha Mengurangi Pemakaian Insektisida dalam Pengendalian Kapas. Prosiding Simposium Hasil Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri (Ke-1, 25-27 Juli 1990, Bogor), 1990 : p. 759 – 771.

Trizelia. 2001. Pemanfaatan Bacillus thuringiensis untuk Pengendalian Hama Crocidolomia binotalis. Makalah Falsafah Sains. Program Pascasarjana/S3. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Untung, K. 1996. Pengendalian Hayati dalam Kerangka Konversi Keanekaragaman Hayati. Makalah Seminar Nasional Pengendalian Hayati. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 25 November 1996.

Widayat, W. dan D.J. Rayati. 1993. Hasil Penelitian Jamur Entomopatogenik Lokal dan Prospek Penggunaannya Sebagai Insektisida Hayati. Makalah Simposium Patologi Serangga. PEI Cabang Yogyakarta. Yogyakarta.




DOI: https://doi.org/10.32528/agr.v11i1.675

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Irma Wardati, Dyah Nuning Erawati, Cherry Triwidiarto, Usken Fisdiana

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 

Address:

Jl. Karimata No. 49 Jember-Jawa Timur-Indonesia

Phone & Fax:

(0331)336728 | 337957

Email:

agritrop-faperta@unmuhjember.ac.id

 

View My Stats