PEMANFAATAN KOMPOS BONGGOL PISANG (Musa acuminata) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN GULA TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. Saccharata)
Sultan Agung Bahtiar, Amir Muayyad, Lutfi Ulfaningtias, Jefri Anggara, Cindy Priscilla, Miswar Miswar
Abstract
Jagung manis (Zea Mays L. Saccharata) merupakan salah satu komoditas palawija, yang membutuhakan unsur hara K lebih banyak, sedangkan iklim di Indonesia dapat menjadikan tanah mengalami kekurangan unsur hara K. Pemenuhan unsur hara K biasa didapatkan dari pemupukan secara anorganik. Pupuk anorganik yang digunakan pada tanaman jagung manis adalah 200 kg N atau setara dengan 435 urea ha-1, 150 kg P2O5 ha-1 setara dengan 335 kg TSP ha-1, dan 150 kg K2O ha- 1 setara dengan 250 kg KCl ha-1 serta bahan organik 10 sampai 20 ton per hektar. Pemenuhan menggunakan pupuk kimiawi yang berlebihan dinilai kurang ekonomis dan kurang ramah lingkungan. Teknologi pemupukan yang dapat direkomendasikan untuk memenuhi kebutuhan hara makro tanaman jagung manis adalah dengan memanfaatkan bonggol pisang. Kandungan hara didalam bonggol pisang paling banyak adalah unsur hara C, N, P dan K. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, kompos bonggol pisang mengandung 14,89% C, 1,05% N, 0,04%P 2O5 dan 0,76% K2O. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan K3 (1 kompos : 3 tanah berpasir) merupakan perlakuan terbaik pada semua parameter pertumbuhan tanaman, dengan kandungan gula reduksi sebesar 8,98 mg/g dan kandungan sukrosa sebesar 34,76 mg/g. Kandungan gula reduksi dan sukrosa pada perlakuan K3 berbeda nyata dibanding dengan perlakuan Kontrol (0 kompos : 4 tanah berpasir), K1 (2 kompos : 2 tanah berpasir) dan K2 (3 kompos : 1 tanah berpasir). Hal tersebut menunjukkan bahwa kompos bonggol pisang yang diaplikasikan mampu meningkatkan kandungan gula pada jagung manis.
Azzamy. 2015. Unsur Hara Kalium dan Fungsinya. http//www.mitalom.com/unsur-hara-kalium-danfungsinya/. Diakses pada tanggal 20 Mei 2016 pukul 20.34 WIB.
Haryono, N. 2010. Cara Pemakaian dan Menghitung Kebutuhan Kompos. http//www.distributorpupukorganik.com/2010/10 /cara-pemakaian-dan-menghitungkebutuhan.html. Diakses pada tanggal 23 Juni 2016 pukul 19.15 WIB.
Miswar, B. Sugiharto, T. Handoyo, dan D.S.A Made. 2007. Peranan Sucrose Phosphate Synthase (SPS) dan Acid Invertase (AI) Internoda Tebu (Saccharum officinarum L.) dalam Akumulasi Sukrosa. Agritop, 26(4): 187-193.
Syakir M dan Gusmaini. 2012. Pengaruh Penggunaan Sumber Pupuk Kalium terhadap Produksi dan Mutu Minyak Tanaman Nilam. Littri, 18 (2) : 60-65.
Wahyudi I. 2009. Serapan N Tanaman Jagung (Zea mays L.) Akibat Pemberian Pupuk Guano Dan Pupuk Hijau Lamtoro Pada Ultisol Wanga. Agroland, 16 (4) : 265 – 272